Stunting: Memahami, Mencegah, dan Mengatasinya

Pengertian dan Dampak Stunting

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis pada anak yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan standar usianya. Selain memengaruhi fisik, stunting juga berdampak pada perkembangan kognitif, kemampuan belajar, dan produktivitas di masa depan. Di Indonesia, stunting merupakan isu serius, terutama karena dampaknya terhadap generasi muda dan pembangunan bangsa.

Data Stunting di Bandung

Kota Bandung mencatat penurunan signifikan dalam angka prevalensi stunting. Pada tahun 2020, angka stunting berada di 28,12%, yang kemudian menurun menjadi 19,4% pada 2022. Untuk tahun 2024, Pemerintah Kota Bandung menargetkan prevalensi stunting turun hingga 14%. Upaya ini sejalan dengan target nasional untuk menciptakan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.

Faktor Penyebab Stunting

  1. Gizi Tidak Seimbang: Kurangnya asupan nutrisi penting sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama.
  2. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan: Khususnya pada ibu hamil dan balita.
  3. Sanitasi yang Buruk: Lingkungan yang tidak sehat meningkatkan risiko infeksi, yang memperburuk kekurangan gizi.
  4. Kurangnya Edukasi: Minimnya pengetahuan tentang gizi ibu hamil dan anak.

Upaya Pencegahan dan Penanganan

Pemerintah Kota Bandung menerapkan strategi berbasis kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti dinas kesehatan, puskesmas, posyandu, dan lembaga lainnya. Beberapa upaya mencakup:

  • Edukasi Gizi: Memberikan informasi kepada remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil tentang pentingnya gizi seimbang.
  • Pemberian Nutrisi Tambahan: Melalui program seperti pemberian makanan tambahan di posyandu.
  • Pelayanan Kesehatan Terintegrasi: Puskesmas di Bandung memberikan layanan kesehatan maternal dan anak secara holistik.
  • Kampanye Kesadaran: Program “Bandung Tangkas Tangkis Tengkes” melibatkan masyarakat untuk aktif mencegah stunting.

Peran Posyandu dan Puskesmas

Posyandu dan puskesmas memainkan peran penting dalam memerangi stunting. Kegiatan posyandu mencakup pemantauan pertumbuhan anak, pemberian vitamin A, dan imunisasi. Selain itu, kader kesehatan memberikan edukasi kepada orang tua tentang gizi dan pola asuh anak. Puskesmas mendukung dengan layanan pemeriksaan ibu hamil, konseling laktasi, dan pengobatan penyakit menular yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi.

Cara Mencegah Stunting di Rumah

  1. Pemenuhan Nutrisi: Pastikan asupan gizi ibu hamil dan balita mencakup protein, vitamin, dan mineral.
  2. ASI Eksklusif: Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI yang bergizi.
  3. Sanitasi yang Baik: Sediakan lingkungan yang bersih untuk mencegah infeksi.
  4. Pemeriksaan Rutin: Kunjungi posyandu secara teratur untuk memantau pertumbuhan anak.

Kesimpulan

Stunting adalah masalah yang dapat dicegah dengan kerja sama seluruh elemen masyarakat. Upaya terpadu di tingkat keluarga, pemerintah, dan lembaga kesehatan seperti puskesmas dan posyandu diharapkan mampu menciptakan generasi Bandung yang sehat, kuat, dan cerdas. Dengan terus mengedepankan edukasi dan intervensi berbasis komunitas, target nasional Indonesia bebas stunting di masa depan dapat tercapai.

Sumber :